Kamis, 06 Januari 2011

Cara Memmbuat Panah Beracun

Pada zaman dahulu kala sebelum ada pistol dan pedang, senjata yang digunakan orang primitif didapatkan dari alam yaitu batu dan kayu. Mereka pun memiliki kebutuhan lebih untuk menciptakan daya bunuh yang lebih, sehingga mereka menciptakan senjata mematikan yang disebut dengan panah beracun.
Sebenarnya tidak hanya panah beracun yang disebut mematikan tetapi juga sesuatu yang dibubuhi racun itu memiliki daya bunuh yang tinggi contohnya tombak beracun dan sumpitan beracun. Zaman sekarang senjata racun tersebut kurang populer digunakan karena sekarang meracuni orang tinggal memakai racun tikus, sianida, atau karbon monoksida (CO2). Namun, tidak jarang juga yang ingin iseng-iseng mencoba membuat panah beracun.

Bahan-bahan

Membuat panah beracun sederhana sangatlah gampang! Persiapkan berbagai bahan sebagai berikut:
  • Lidi tebal dari sapu ijuk
  • Racun dari binatang
  • Karet
  • Pisau

Pembuatan

Cara membuatnya, yaitu tajamkan ujung lidi yang tebal tadi dengan pisau, lalu koreklah bagian yang berlawanan dari ujung lidi yang telah ditajamkan sehingga bisa membuat karet menyangkut di situ. Caranya sama ketika ingin membelah lidi jadi dua, tetapi jangan dibelah jadi dua, cukup dikorek sedikit saja pakai pisau dengan tujuan karetnya bisa nyangkut di situ.

Racun Ular

Carilah racun dari binatang, mungkin bagian ini adalah yang tersulit. Racun binatang yang paling mudah didapatkan yaitu racun ular. Ular beracun dijual bebas di banyak pasar hewan di Indonesia khususnya yang menjual jenis reptilia. Ular yang beracun yang bisa dibeli antara lain adalah:
  • Ular kobra: ular ini mudah didapatkan dan dapat dibeli dengan harga yang sangat murah, tidak sampai Rp50.000. Ini disebabkan karena ular kobra jarang yang mau memeliharanya tambah lagi ular ini mudah didapatkan.
  • Ular Deathadder atau Acanthophis antarcticus: ular ini juga mudah didapatkan di pasaran, tetapi sayangnya harganya lebih mahal dari kobra yaitu berkisar antara Rp200.000-Rp500.000. Harga yang bervariasi ini karena ular ini lebih cantik dari kobra sehingga tidak sedikit yang berminat untuk memeliharanya.
  • Ular Laut: ular ini merupakan ular dengan bisa atau racun lebih hebat dari kobra dan deathadder, sayangnya harganya belum saya ketahui.
Jika belum mengerti betul soal ular jangan coba-coba membeli deathadder atau ular laut untuk diambil bisanya karena nyawa taruhannya. Kalau kobra masih bisa ditolerir, kalau terkena racunnya paling bisa demam, muntah, atau pusing, tetapi kalau dibiarkan, nyawa juga bisa melayang.

Pencampuran dan penggunaan

Celupkan saja ujung lidi yang telah ditajamkan tadi ke bisa yang telah diambil, dengan demikian panah beracun sudah jadi! Semakin basah atau baru dicelupkan efek bunuhnya lebih manjur.
Cara menggunakannya kaitkan karet di antara jari telunjuk dan jempol tangan, lalu rentangkan. Ambil lidi tadi lalu sangkutkan ujung yang tidak tajam atau ujung yang dikorek tadi ke karet bagian belakang. Bagian belakang adalah pada bagian telapak tangan menghadap wajah.
Jika sudah nyangkut, maka cobalah untuk menariknya dan tembak ke cicak, jangan ke manusia karena meskipun bisanya sedikit hanya secelup lidi tapi efeknya bisa mual, muntah atau kejang. Dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan kematian pada manusia, jadi hati-hati!

Cara Kerja Pistol

Senjata Api ringan ( dalam hal ini revolver) merupakan alat bantu mekanis yang berfungsi menembakkan satu atau sejumlah proyektil menuju target yang diinginkan, bekerja berdasarkan prinsip fisika dengan mengaplikasikan teori mekanika pegas. Komponen utama dari senjata api terdiri atas :
  1. Hammer atau striker. Berfungsi sebagai pemukul.
  2. Laras (barrel). Berfungsi sebagai pemandu peluru agar melesat lurus saat ditembakkan.
  3. Pelatuk. Sebagai pengontrol momen penembakan.

Semua komponen tadi pada intinya merupakan suatu rangkaian mekanisme yang berfungsi untuk mendukung mekanisme penembakan proyektil.
Sedangkan proyektil adalah bagian dari suatu sistem yang disebut cartridge, beroperasi dengan bantuan senjata api berdasarkan azas teori Kinematika dan Hidrodinamika gas. Konstruksi cartridge terdiri atas rangkaian :

1. Peluru (bullet)

Terbuat dari logam solid (biasanya Timah) yang berfungsi sebagai proyektil penghantam target.

2. Selongsong (case/shell)

Berfungsi sebagai induk dari keseluruhan sistem cartridge.

3. Propelant

Sebagai sumber bahan bakar gas pendorong. Teknologi awal yang diterapkan pada senjata api, umumnya memakai bubuk mesiu hitam (black powder) yang menghasilkan sisa pembakaran 55% gas dan 45% asap.
Namun semenjak ditemukannya komposisi bubuk mesiu yang hampir keseluruhan residunya adalah gas minus asap (smokeless powder) oleh Paul Vieille pada tahun 1884, mesiu hitam sudah tidak digunakan lagi.
Kandungan senyawa dalam propelant yang dikenal dengan sebutan Primex ini adalah :
0-40% nitroglycerin,
0-10% dibutyl phthalate,
0-10% polyester adipate,
0-5% rosin,
0-5% ethyl acetate,
0.3-1.5% diphenylamine,
0-1.5% N-nitrosodiphenylamine,
0-1.5% 2-nitrodiphenylamine,
0-1.5% potassium nitrate,
0-1.5% potassium sulfate,
0-1.5% tin dioxide,
0.02-1% graphite,
0-1% calcium carbonate,
dan sisanya adalah nitrocellulose

4. Percussion cap atau umum disebut Primer

Senyawa logam yang sangat sensitif memantikkan api bila terkena hentakan. Komposisinya adalah Timah azide dan Potasium klorat yang ditanam dalam perunggu.
Saat pelatuk ditekan, hammer akan terangkat ke belakang. Pegas yang ditanam pada gagang pistol, kemudian mendorong hammer ke depan dan
menghantam primer.
Hantaman dari hammer tadi memantikkan api pada primer, hingga memancing ledakan gas yang mampat akibat terbakarnya mesiu di dalam cartridge. Gas bertekanan tinggi inilah yang kemudian mendesak peluru terlepas dari selongsong dan melesat melewati laras senjata.
Meskipun terkesan sederhana, dibutuhkan presisi yang amat tinggi dalam merakit senjata ini. Kesalahan kecil saja dapat mengakibatkan kecelakaan fatal.